PENA DAKU

WELCOME TO MY BLOG

Selasa, 08 September 2015

Karna kita tak sempurna

Sore itu jalanan sangat ramai tapi aku nikmati hembusan angin menyapaku
Lelaki mengendarai motor yang sedang ku tumpangi adalah kekasihku yg kini sedang serius mencari celah untuk keluar dari kemacetan sore itu
Aku memilih untuk tidak berkata apapun, karna aku tau tempat tujuan kami masih jauh lalu ku putuskan untuk menutup mataku untuk memperindah hayalan di sore itu
Arrrrrrrrggggggghhhhh....!
Aku sempat mendengar teriakan nya hanya teriakannya, namun saat itupun semuanya  gelap dan menjadi sangatlah gelap
Perlahan ku buka mataku, masih remang-remang yang kulihat belum terlalu jelas sesat semuanya baru terlihat dan aku melihat ruangan dengan cat putih
Aku tak berkata apapun saat itu yang aku cari ternyata tak ada diruangan itu, aku mencarimu dimana kamu?
Seorang petugas rumah sakit mendekatiku lalu mengucapkan syukur karna aku telah kembali
Perawat itu mengatakan bahwa aku tidur terlalu lama, sudah 3 hari aku tertidur tanpa sadarkan diri dan itu artinya aku koma
Masih dengan membisu, mulutku tak ku biarkan berkata apapun, hanya hati yang slalu bertanya dimana kah dia, dia yang mengendarai motor, dia kekasih yang slalu ada disampingku
Masih dengan raut muka yang membingungkan dengan banyak pertanyaan-pertanyaan, mungkin perawatnya paham aku ingin bertemu seseorang
Dia keluar, entah kemana dan ku harap membawa apa yang ku mau dan menjawab semua pertanyaanku
Sesaat kemudian masuklah seorang lelaki asing bagiku karna aku tak pernah melihatnya, lelaki asing itu tersenyum melihatku dan aku masih belum mengucapkan kata apapun sejak aku sadar aku berada di ruangan ini
Lelaki asing itu menggunakan kursi roda, mendekatiku dan kulihat air matanya menetes dipipinya
Semakin bingung dan semakin bertambah semua tanda tanya itu, siapa lelaki ini
Beberapa menit lelaki asing itu berada disini bersamaku, lalu dia mulai mencoba mengatakan sesuatu "terimakasih sayang, kau bangun dan mencariku"
Karena aku masih bertanya-tanya dan tak mampu untuk terus diam tanpa kata "siapa kamu" kata pertama yang ku ucapkan
Semakin deras air mata yang keluar dari matanya, bergetar bibirnya tak mampu menjawab apa pertanyaanku
Dia hanya bisa menangis memeluk tanganku, bisa ku rasakan denyut jantungnya yang berdenyut sangat cepat
Lalu dia memelukku dengan air mata menempel dipipinya, memelukku dengan kasih sayang yang kupikir pernah merasakan pelukan itu
Tiba-tiba saja dokter datang memastikan bahwa aku baik-baik saja
Lelaki asing itu buru-buru untuk keluar dari ruangan itu dengan kesedihannya, aku tidak ingin terus bertanya pada hati "dok, siapa lelaki itu? Mengapa dia menangis? "
Dengan nafas yang sedikit dipaksakan dokter menceritakan bahwa aku kecelakaan bersama kekasihku, aku yang koma 3 hari dan lelaki asing itu adalag kekasihku, dia menangis karna aku tak lagi mengenalnya. Aku amnesia sesaat itu sebab aku tak mengenalnya
Kekasihku menyelamatkan aku yang tergeletak jauh darinya dan hampir tertabrak mobil besar dan menyebabkan kaki kirinya patah, dia juga yang membawaku kerumah sakit tanpa memikirkan dirinya yang sedang terluka parah, dia menangis sepanjang jalan sambil memelukku lalu dia tak sadarkan diri dan esoknya baru sadar bahwa dia ada dirumah sakit
Selama aku koma, 3 hari itu hanya dia yang menemaniku tak ada siapapun disana, setiap hari dia slalu tertidur diruangan ini memaksa perawat harus membangunkannya dan kembali ke ruangannya
"Dimana dia sekarang dok, aku ingin bertemu dengannya" aku dengan air mata tanpa henti menginginkan dia disini dan meminta maaf padanya
"Tidurlah, sebentar lagi dia akan kemari" selepas mengatakan itu dokter langsung menyuntikku hingga aku tak sadarkan diri
Terasa lama aku tertidur, ku buka mataku perlahan merasakan ada seorang disampingku sedang tertidur dan memeluk tanganku
Ku perhatikan dia, dia lelaki asing tadi dan ku tau dia kekasihku, air mataku mulai membasahi pipi dan ku coba mengangkat tangan kiriku untuk mengelus rambutnya tapi aku tak bisa, aku merasa berat lalu sangat sakit, ada apa dengan tanganku?
Dia terbangun karna suara tangisku yang mulai mengusik tidurnya, "ada apa sayang, mana yang sakit sayang"
Tak ku katakan tapi ku isyaratkan pada tangan kiriku, dengan lembut suaranya air mata kembali mengalir di pipinya "maafkan aku sayang, sekarang kita sama-sama cacat sayang maafkan aku tak bisa menjaga mu waktu itu"

Jogja, 05 September 2015 : 23.56 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.